CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sunday, February 28, 2010

Selamat Hari Lahir Buat Puteriku ~Najdah

Buat Puteriku Yang dah jadi Ibu

    j-Da

namamu terbentuk dari bunyi yang padu
walau digabung dengan huruf apa sekalipun,
ia tetap menghasilkan dengung yang merdu...
itulah puteriku, NAJDAH...
 
 
Selamat Hari Lahir yang ke 21
hari ini, engkau dilahirkan pada jam 2:30 petang
28 Februari 1989
di sambut oleh ayahmu
bertempat di Kg Paya Jaras Hulu

Semoga dikurniakan umur yang bermanafaat,
rezeki yang halal,
ilmu yang berguna,
Rumah tangga yang membahagiakan,
hidup yang dirahmati.
Jadilah isteri solehah dan
Ibu mithali kepada putera-puterimu.
 

Sunday, February 21, 2010

Pendidikan Melalui Teladan

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Alhamdulillah , Segala Puja – Puji hanyalah milik Allah Ta’ala semata-mata. Selawat dan salam ke atas Baginda Rasulullah s.a.w, ahli keluarga baginda yang suci, para sahabat yang kesemua mereka itu merupakan golongan yang amat mulia, para ulama’ yang mukhlisin , para mujahidin di Jalan Allah Ta’ala dan seluruh muslimin. Amin.




Pentingnya menjaga diri dan keluarga

Hidup dan kehidupan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah, sebagaimana penciptaan alam dan seluruh makhlukNya yang penuh makna dan nilai ( tidak sia-sia ) ketika diciptakan oleh Allah di muka bumi ini.

Maka apa yang wajib kita lakukan adalah berusaha menepati amanah Allah dengan senantiasa terus berusaha mencintai kebaikan dan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kesungguhan atau mujahadah adalah hal mutlak yang diperlukan, sebagaimana ketika kita menginginkan sesuatu dalam kehidupan duniawi kita– apabila kita menginginkan kebaikan kehidupan di dunia dan akhirat.

Maka menjaga diri, kemudian keluarga dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka menjadi suatu hal yang wajib untuk kita perhatikan bersama. Karena ketika seseorang dapat menjaga dirinya dengan baik, maka dia akan selalu berada di dalam hidayah Allah sehingga tidak akan ada yang dapat memberikan mudharat kepadanya. Sebagaimana firman Allah :

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu;tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” . Q.S. Al-Maa`idah/5: 105.

Begitu pula dengan keluarga, yang di dalam bahasa Arab disebut usroh, secara harfiyah berarti ad-dir`u al-hashinah, yaitu benteng yang kuat. Keluarga memang suatu benteng yang kuat yang menjadi pertahanan manusia dari berbagai gangguan yang dihadapinya dalam kehidupan sosial, seperti jenayah, material, seksual, dan sebagainya. Keluarga juga dapat membentengi dan melindungi sekaligus menyelesaikan problem kemanusiaan dari waktu ke waktu. Sehingga upaya dan ikhtiar maksima untuk menjadikan rumah kita sebagai syurga kecil kita (baiti jannati) harus terus kita usahakan . Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Q.S. A-Tahrim/66: 6

Rasulullah SAW bersabda di dalam salah satu hadits beliau :
“Takutlah kamu ( Aisyah ) terhadap api neraka meskipun hanya bisa bersedekah dengan sebutir kurma”.


Di antara penjelasan tafsir fi Zhilaalil Qur`annya Sayyid Qutb tentang surat at-Tahrim ayat 6 ini adalah bahwa setiap mukmin diwajibkan untuk memberikan petunjuk kepada keluarganya dan memperbaiki seluruh anggota keluarganya, sebagaimana ia diwajibkan terlebih dahulu memperbaiki dirinya. Islam adalah suatu agama yang mengatur keluarga, maka ia mengatur kehidupan berumah tangga. Rumah tangga yang Islami akan menjadi dasar terbentuknya masyarakat yang Islami. Seorang ibu harus memiliki pribadi dan prilaku Islami sebagaimana pula seorang ayah harus memiliki pribadi dan prilaku Islami sehingga mereka dapat mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah.

Tidak mengabaikan hak Keluarga


Dalam membangun keluarga yang dilandasi taqwa, seorang Muslim harus memandangnya sebagai ibadah kepada Allah dan hanya mengharap keridhaan dan pahala dari Allah SWT. Untuk itu, kedua belah pihak, antara suami dan istri, harus mengetahui dan memahami seluruh persoalan yang berkaitan dengan kehidupan suami isteri, baik ajaran-ajaran atau hukum syariat Islam, ataupun yang menyangkut hak-hak dan kewajiban suami isteri, dan harus bersungguh-sungguh melaksanakn tugas dan kewajiban masing-masing, sehingga pembangunan keluarga muslim yang dapat memberi teladan benar-benar terwujud.

Hak seorang isteri adalah kewajiban sang suami dan sebaliknya kewajiban mentaati suami merupakan hak isteri. Keseimbangan dalam memenuhi hak dan kewajiban diantara keduanya akan menjaga kelangsungan dan keharmonisan keluarga.

Menjaga keselamatan diri dan keluarga antara lain:


a. Mengajarkan aqidah yang benar


Keimanan ( aqidah )adalah hal terpenting yang harus senantiasa diperhatikan oleh orangtua. Karena jika aqidah seseorang baik dan kuat maka segi-segi yang lain pun akan menjadi baik.

b. Tauladan dalam ibadah dan akhlaq

 

Keteladanan merupakan faktor penting dalam sebuah pendidikan. Baik atau buruknya akhlak seorang anak sangat tergantung dari keletadanan yang diberikan oleh orangtua.

Menurut Abdullah Nashih Ulwan, hal ini karena orang tua adalah contoh terbaik dan terdekat dalam pandangan anak,yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya dan tata santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran orangtua tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik material atau spiritual, diketahui atau tidak diketahui.

Betapapun suci dan bersihnya fitrah manusia, betapapun baiknya suatu sistem pendidikan tidak akan mampu mencetak/ membentuk generasi yang baik, tanpa adanya keteladanan dari sang pendidik ( orangtua ).

Anak akan tumbuh dalam kebaikan, memiliki kemuliaan akhlak, jika kedua orang tuanya memberikan teladan yang baik, demikian pula sebaliknya, ia akan tumbuh dalam kesesatan, berjalan dalam kekufuran dan kemaksiatan, jika ia melihat kedua orang tuanya memeberikan teladan yang buruk. Tidak mungkin sang anak belajar amanah, kemuliaan, sopan santun, kasih sayang dan sebagainya, jika kedua orang tua memiliki sifat yang berlawanan seperti dusta, kasar, suka mencela, pun sebaliknya.

Pendidikan keteladanan terbaik bagi anak, ialah jika kedua orang tua mampu menghubungkan anaknya dengan keteladanan Rasulullah SAW, uswah seluruh ummat manusia. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW:

“Didiklah anak-anakmu tiga perkara : cinta kepada Nabi mereka, cinta kepada sanak keluarga dan membaca Al-Qur`an ” .( H.R. ath-Thabrani )

c. Menumbuhkan nilai-nilai ketaqwaan


Bertaqwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketaqwaan seseorang kepada Allah, semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiran Allah. Allah SWT. menginginkan manusia agar bertaqwa dengan sebenar-benarnya. Berbagai cara yang dapat kita lakukan, sebagai contoh: berjalan di jalan Allah, melakukan perbuatan baik, mengikuti contoh-contoh yang diberikan para rasul, mentaati serta memperhatikan ajaran-ajaran Allah, dan sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran: 102)

Atau dapat dikatakan, taqwa merupakan kualiti iman manusia yang mampu mengendalikan manusia dari kecenderungan-kecenderungan yang berlawanan dengan nilai-nilai kebaikan. Dengan ketaqwaan itu, manusia selalu berupaya berjalan di atas jalan yang dikehendaki Allah, tunduk secara total kepada perintah-Nya yang diekspresikan dalam bentuk menyebarkan kesejahteraan dan kedamaian bagi sesama dan lingkungannya.

Akhirnya, semoga kita dapat memperbaiki penjagaan diri dan keluarga kita dari hari ke hari dengan lebih baik lagi, sehingga Allah berkenan mengumpulkan kita di dalam jannahNya kelak dengan kebahagiaan yang hakiki, Amin. Wallahu A`lam. Aquulu qaulii haaza was taghfirullaah lii wa lakum.

Rujukan :

Al-Qur`an dan Terjemahnya
Pendidikan Anak dalam Islam, Abdullah Nashih Ulwan

Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.